Ikuti Rangkaian Ngelemekin di Pura Puseh Seririt, Wagub Sudikerta Ajak Krama Ikut Jaga Kesucian dan Keasrian Pura
KataBali.com – Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Jumat (14/4) sore menghadiri rangkaian Karya Melaspas, Mendem Pedagingan Lan Pujawali Pura Puseh Hita Karana, Seririt, Buleleng. Dalam kesempatan tersebut, Wagub Sudikerta mengajak Krama untuk menjaga kesucian dan kelestarian area Pura Puseh Hita Karana. Hal tersebut mengingat Pura merupakan tempat suci bagi Umat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Ida Hyang Widhi Wasa, sehingga sudah seharusnya kesucian dan kelestarian bisa tetap terjaga.
“Saya mengajak Krama semua yang hadir disini untuk ikut menjaga kesucian dan kelestarian dari Pura ini. Kita setiap hari akan melaksanakan persembahyangan, Pura merupakan tempat kita untuk mendekatkan diri kepada Ida Hyang Widhi Wasa, jadi Pura ini harus tetap terjaga kesucian dan kelestariannya,” ujar Sudikerta.
Sudikerta yang pada kesempatan tersebut didampingi Inspektur Provinsi Bali Ketut Teneng dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Ketut Lihadnyana juga mengapresiasi semangat Krama yang begitu besar untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan Pura. Tak hanya itu, Orang nomor Dua di Pemprov Bali tersebut juga mengajak Umat untuk menjalankan Yadnya sesuai dengan kemampuan. Menurutnya, belakangan ini banyak Umat yang menjalankan Yadnya secara berlebihan agar bisa terlihat mewah. Untuk itu, Sudikerta menghimbau Umat agar mengukur kemampuan dalam menjalankan Yadnya.
“Saya mengapresiasi semangat Krama dalam pembangunan Pura ini, dengan semangat memiliki maka semua yang kita lakukan pasti akan bisa berjalan mudah. Selain itu, dalam melaksanakan Yadnya, jangan berlebihan apalagi jor-joran. Ukur akan kemampuan kita, jangan sampai selesai melaksanakan Yadnya malah meningalkan hutang dimana-mana,” ungkapnya.
Sementara itu, Jro Kelian Adat Seririt Ketut Sukarno Pura dalam laporannya mengatakan jika renovsi dan pembangunan Pura Puseh Desa sendiri sudah dilaksanakan sejak bulan Juni 2016 dimana biaya pembangunannya sendiri berasal dari Bantuan Khusus Kabupaten (BKK) serta dana punia dari krama.
“Pembangunannya sudah sejak bulan Juni 2016 dimana biayanya berasal dari BKK dan juga semangat Krama untuk ber-dana punia,” ujarnya.
Menurut Sukarno, pada hari ini dilaksanakan rangkaian “Ngelemekin” yang merupakan rangkaian akhir dari karya yang dilaksanakan. Sedangkan puncak karya sendiri telah dilaksanakan pada Selasa (11/4) lalu.