Pengangguran Masih Menjadi Masalah Pembangunan Ketenaga Kerjaan di Bali
KataBali.com – Masih banyaknya jumlah pengangguran di Bali saat ini menjadi masalah utama dalam pembangunan ketenaga kerjaan di Bali. Selain disebabkan karena terbatasnya kesempatan kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi yang merambah dunia usaha telah mengubah struktur ekonomi yang secara otomatis mengubah struktur kebutuhan tenaga kerja baik jumlah maupun kualifikasinya.
Hal tersebut diakui Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ketut Wija dalam acara Pembukaan Pelatihan Pemagangan Berbasis Kapal Pesiar Tahun 2017 yang dirangkaikan dengan Penyerahan Sertifikat Kepada Lembaga Pelatihan Kerja Yang Terakreditasi di Aula Kantor Dinas Tenaga Kerja dan ESDM, Denpasar, Rabu(1/3).
“Bali memang memiliki tingkat pengangguran yang sangat rendah yakni 1,89% dari jumlah angkatan kerja, namun kita harus tetap memperhatikan masalah tersebut karena memiliki dampak yang sangat kompleks,” tegas Pastika yang menurutnya masalah pengangguran tersebut sangat berdampak pada akumulasi kemiskinan dan korelasinya dengan keamanan.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa penanggulangan pengangguran merupakan salah satu program utama dari program Bali Mandara. Menurutnya penganguran harus ditanggulangi dengan pelaksanaan program pembangunan secara terpadu, contohnya seperti pelaksanaan pelatihan pemagangan tersebut.
“Bukan hanya keterpaduan berbagai sektor, strategi pengembangan sumber daya manusia yakni pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan juga harus dipadukan”, imbuhnya. Ditambahkan Pastika, jika strategi tersebut mampu diterapkan dan berhasil maka akan mampu menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan mengingat strategi tersebut menuntut setiap pelaksana pelatihan kerja agar berorientasi pada penempatan tenaga kerja.
Ditambahkan kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Ketut Wija saat ini sangat banyak terdapat lowongan kerja di kapal pesiar, dan hal tersebut merupakan peluang bagi kita untuk mengirim tenaga kerja kesana. Namun bukan sembarangan mengirim melainkan harus memiliki kualitas yang baik dan juga mind set yang baik pula. Oleh karena itu, ia mengharapkan peran dari LPK untuk membentuk tenaga kerja yang memiliki kualitas, mind set yang bagus serta semangat yang tinggi.
Oleh karena itu ia sangat mengharapkan agar LPK tersebut mampu untuk beradaptasi dengan perkembangan globalisasi saat ini sehingga tidak jatuh termakan zaman yang malah menghasilkan tenaga kerja yang kurang dalam kualitas. Untuk para peserta, Wija juga mengingatkan agar benar – benar serius dalam melaksanakan pelatihan dan juga menyarankan untuk tidak takut jika harus bekerja di luar Bali nanti, karena hal itu akan mampu membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik, tangguh dan kuat.
Sementara itu, Panitia Penyelengara yang sekaligus merupakan Kepala Seksi Standarisasi dan Sertifikasi Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Ngurah Sutapa dalam laporannya menyampaikan bahwa pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja Bali sehingga memiliki kualitas yang baik. Kompetensi tersebut mencakup peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap/prilaku dan pengalaman di industri/perusahaan sehingga mampu menjadi calon tenaga kerja yang siap bekerja. Lebih lanjut ia menyampaikan, tahapan pelatihan dimulai dari pelatihan teori yang dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Maret – Mei 2017 kemudian on the job training selama 6 bulan dari bulan Juni – Nopember 2017. Ia juga menyampaikan peserta yang berjumlah 100 orang akan di bagi menjadi 5 paket dengan tiga kejuruan dan pelatihannya akan dilaksanakan di 3 LPK yakni LPK Monarch Dalung 1 paket, LPK World Training Center Karangasem 2 paket dan LPK Sekolah Perhotelan Internasional Denpasar 2 Paket. Ia juga menerangkan, jika peserta telah dianggap lulus maka peserta tersebut akan direkomendasikan ke agent kapal pesiar yang sudah diajak kerja sama yakni PT. Cahaya Tunas Inti Group (CTI), PT Ratu Oceania Raya dan PT Cahaya Persada.