Dr I Made Suarta, Kerja Keras dan Dedikasi Tinggi Dalam Membangun IKIP PGRI Bali
KataBali.com – Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Bali adalah perguruan tinggi di Bali yang menyelenggarakan pendidikan akademik khusus disiplin ilmu pendidikan dan diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1983 oleh Gubernur Bali Prof. Dr. Ida Bagus Mantra (Alm) sebagai wujud nyata sebuah sumbangsih dalam ikut melahirkan tenaga pendidik yang berkualitas dan professional.
Menurut Dr. Made Suarta, MHum selaku Rektor IKIP PGRI, bahwa tanggung jawab lembaga pendidikan tinggi bukan hanya dalam bidang akademis semata namun kerja keras dan kesungguhan dengan dedikasi yang tinggi dan diamanatkan dari para pendiri menjadi pedoman dalam membangun dan mengembangkan IKIP PGRI hingga sekarang ini telah memiliki kampus sendiri, masing-masing, yang utama di jl Seroja selain itu di jl Akasia-Sumerta, Denpasar.
Yang terpenting dalam mengembangkan pelayanan yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Pengabdian sosial yang dikembangkan salah satunya, pemberian konseling oleh para konselor dalam wadah Bimbingan Konseling, tegas Suarta.
Dalam situasi masyarakat membutuhkan konselor untuk menangani suatu kasus, kata Rektor Suarta, IKIP PGRI akan hadir untuk membantu. Regulasi yang digulirkan Kampus IKIP PGRI Bali untuk setiap fakultas wajib mengadakan pengabdian masyarakat dua kali dalam setahun.
“Dengan kata lain, setiap semester satu kali pengabdian. Penelitian minimal dilakukan satu tahun sekali, minimal menulis artikel akademis dalam satu semester sekali,” jelas Made Suarta.
Di bidang akademis, Tri Darma Perguruan Tinggi dijabarkan dalam peningkatan kemampuan mahasiswa di dalam atau di luar kampus. Mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan seminar yang dibuktikan dengan sertifikat. Dalam satu tahun, mahasiswa diwajibkan mengikuti 22 kali seminar di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.
Aktif dalam berbagai seminar menjadi persyaratan mutlak bagi mahasiswa IKIP PGRI Bali sebelum mengikuti wisuda.
“Mahasiswa akan mengumpulkan tanda tangan seminar maupun sertifikat sebagai syarat boleh mengikuti wisuda. Seminar internasional sekali, nasional dua kali, lainnya lokal. Itu persyaratan akademik,” jelasnya.
Dengan mengikuti seminar, mahasiswa akan mendapatkan manfaat yang cukup luas. Seminar menurut Made Suarta, menawarkan solusi dari persoalan yang dihadapi mahasiswa di kehidupan nyata.
“Fungsinya mencari solusi yang tidak ditemukan di bangku kuliah,” tambahnya demikian.
IKIP PGRI Bali, Diakreditasi oleh BAN-PT, juga merupakan Perguruan Tinggi yang telah Terakreditasi secara Institusi dengan nilai B sesuai dengan SK Nomor : 0036/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2016.
Dalam kesempatan ini, Rektor Dr.Made Suarta mempromosikan dua buah karya buku ajar yang berjudul TEORI SASTRA dan buku KETERAMPILAN MEMBACA SASTRA (PANDUAN TEORI DAN PRAKTIK) terbitan Rajawali Pers.
Buku Teori Sastra ini bermanfaat bagi insan pembaca, khususnya dalam dunia Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai rujukan atau pedoman untuk menambah wawasan dan keterampilan membaca sastra, sekaligus membantu mahasiswa dalam rangka membina dan meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran apresiasi sastra.
Keterampilan membaca sastra yang dibahas pada buku ini terkait dengan kompotensi bersastra (membaca sastra) yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang relevan dengan tujuan pencapaian kompetensi yang sudah dicanangkan.
“Ke depan tantangan pendidikan akan semakin kompleks diharapkan bisa merangsang dosen dan civitas akademika IKIP terutama dosen dapat menerbitkan buku dalam rangka profesionalisme pendidik”, ujarnya. Jc.nur