Waspadai Serangan Fajar, Bawaslu Atensi 345 TPS Rawan Money Politic di Buleleng
KataBali.com -Persiapan pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Buleleng 2017, Rabu (15/2) hari ini, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali memerintahkan kepada jajaran pengawas di kabupaten hingga desa untuk mewaspadai adanya dugaan serangan fajar.
Setidaknya, guna mengantisipasi dan meminimalisasi adanya dugaan serangan fajar dan money politic (politik uang), Bawaslu Bali bersama jajaran panitia pengawas (Panwas) di daerah telah melakukan pemetaan sekaligus memberikan antensi untuk melakukan siaga penuh di 345 tempat pemungutan suara (TPS) di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng.
Ketua Bawaslu Bali Ketut Rudia, saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (14/2) menyatakan, bahwa saat ini sebagai antisipasi terjadinya serangan fajar menjelang pungut hitung Pilkada Buleleng, selain telah melakukan pemetaan di berbagai TPS rawan, pihaknya juga telah memerintahkan kepada jajaran Panwas di daerah untuk melakukan siaga penuh.
Bahkan, dikatakan Rudia, pihaknya selaku ketua Bawaslu Bali akan ikut turun langsung dan begadang dengan berkeliling ke sejumlah TPS rawan di Buleleng. “Sisi kesiapan, kami 100 persen telah siap untuk melakukan pengawasan. Baik melaui bintek, pembekalan, sosialisasi maupun persiapan lain. Hari ini (kemarin) juga telah selesai distribusi formulir C-6, dan malam ini kami akan berkeliling ke banyak TPS, khususnya TPS-TPS rawan,”aku Rudia yang mengaku sedang di Buleleng.
Dijelaskan, tujuan Bawaslu Bali beserta jajaran Panwas daerah dan pihak keamanan untuk memantau langsung ke sejumlah TPS rawan itu, kata dia, yakni untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran menjelang pungut hitung. “Ini kami lakukan sebagai upaya pencegahan. Kalau ada, kami juga sering kali dan berulang menghimbau kepada masyarakat, paslon, tim kampanye, untuk cegah dan laporkan ke kami jika ada yang terbukti,”ujarnya.
Bahkan, lanjut Rudia, Bawaslu Bali juga me-warning dan tidak akan main-main untuk memproses dan menindak bagi siapapun pelaku pelanggaran yang terbukti. “Kami tidak ingin ada petugas atau siapapun yang terkena OTT (Operasi Tangkap Tangan). Tetapi jika itu sampai terjadi, maka kami akan lansung proses, demi terciptanya Pilkada Buleleng yang aman, tenang dan berinegritas,”tandasnya.
Bahkan, saat ditanya apakah daro total 345 TPS rawan money politic sudah ada indikasi terhadap praktik, Rudia mengaku bahwa hingga saat ini belum. “Walaupun begitu, kami sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan. Dan meminta untuk seluruh jajaran pengawas waspada, khususnya untuk mengawasi adanya potensi serangan fajar menjelang pencoblosan,”pungkas Rudia. (JcJy)