IMLEK Refleksikan Kebenaran Dalam Mewujudkan Kerukunan
KataBali.com – Perayaan hari-hari besar keagamaan sesungguhnya mengandung makna yang sangat mendalam, artinya sebagai umat manusia yang berbudaya dimana esensi dari budaya adalah nilai-nilai agama, maka manusia dituntut untuk mengimplementasikan ajaran kebenaran dalam hidupnya maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Terlebih ditengah keberagaman suku, agama, ras dan golongan yang dimiliki Indonesia, yang dalam keseharian tentu mutlak harus didasari rasa cinta kasih, kebersamaan, dan toleransi dalam upaya mewujudkan masyarakat yang rukun dan damai. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya yang dibacakan Wagub Ketut Sudikerta saat menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek 2568 Kongzili yang digelar Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKI) di gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar, (18/2).
Masih dalam sambutan yang sama, Gubernur Pastika lebih jauh mengharapkan perayaan Imlek menjadi momentum untuk melakukan introspeksi, serta transformasi diri menuju masa depan yang lebih baik dan lebih bermakna. Hubungan yang harmonis pun diharapkan tidak hanya terjalin antar umat seagama atau satu golongan, namun juga inter umat beragama dan golongan. Dan khusus untuk Bali, interaksi sosial selama ini yang sudah berjalan baik antar agama, suku dan etnis diharapkan kedepannya terus meningkat.
Ditambahkan Wagub Sudikerta, kerukunan dan kedamaian Bali, serta persatuan dan kesatuan nasional harus terus dijaga. Seluruh masyarakat menurutnya wajib berperan aktif, sehingga tanggung jawab menjaga persatuan tidak hanya dibebankan kepada TNI-POLRI. Dan upaya tersebut kuncinya berasal dari dalam diri masing-masing setiap masyarakat. “Kuncinya ada dalam diri. Kita ingin baik, ingin jahat, semua ada dalam diri. Agar tidak tergoda berbuat yang tidak baik, bentengi diri. Jika ingin damai, ya kita harus lakukan perbuatan yang membuat rukun,” cetus Sudikerta.
Hal senada turut disampaikan Ketua FKUB Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet bahwa kerukunan sebagai kebutuhan dasar dalam menjalani kehidupan mulai dari lingkup paling kecil yakni keluarga hingga kehidupan negara. Jika kerukunan dapat tercipta, maka masyarakat pun menurutnya akan tenteram. Kerukunan yang tercipta diharapkan bukan kerukunan yang semu, namun kerukunan yang benar-benar nyata yang semakin meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Wagub Sudikerta pada kesempatan itu turut didampingi Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Bali, AA Geriya. Acara diantaranya turut diisi dengan pembacaan narasi Imlek, pementasan tarian mandarin dan korea, serta pementasan bela diri wushu. JcHB