Tuntut Pemblokiran Bisnis Transportasi Berbasis Online, Bandara Ngurah Rai Akan Ditutup Sejam
KataBali.com – Aksi penolakan angkutan online terus menggema dan semakin meluas di kumandangkan di Bali. Setelah sebelumnya asosiasi sopir seperti Alstar B, Aspaba, Persotab, UBD, CBD, PSBD, Kowinu Bali, Jimbaran Taksi, PTBS, Mengwi Trans, Sanur Bersatu, Airport Bali Trans, kini penolakan diserukan oleh anggota Sapta Pesona Bandara Ngurah Rai Transport.
Sopir transport lokal yang beroperasi di Bandara Ngurah Rai itu juga menyatakan siap ikut turun kabeh meminta janji pemerintah daerah menyelesaikan polemik angkutan berbasis online hingga tahun 2016 berakhir. “Kita akan ikut turun pak. Nanti Pesona juga akan turun,” ujar salah satu Korlap Sapta Pesona Bandara Ngurah Rai, Ketut Arnata kepada awak media, Rabu (4/1/2016).
Pihaknya menyebutkan Pesona Transport akan turunkan massa bersama Lohjinawi Transport dan Tuban Transport untuk meminta keadilan kepada pemerintah daerah terhadap polemik angkutan online yang terus mengambang dan tak jelas penyelesaiannya.
Aksi turun ke jalan ini menurut mereka sebagai wujud keprihatinan sopir transport lokal, karena sudah menyangkut asas keadilan menegakkan aturan dan khususnya soal isi perut. “Kalo tiang di Airport sampe adu fisik ngulah Grab dan Uber. Ohh banyak sekali (angkutan online), kita sampe stres penumpang rame tapi semua ga ada ke konter kita,” ungkapnya.
Secara terpisah, salah satu Pengurus Sapta Pesona Bandara Ngurah Rai, Made Suaba juga membenarkan pihaknya siap turun membackup pergerakan sopir transport lokal yang menuntut keadilan kepada pemerintah pusat dan daerah. Lohjiwani, Pesona, Trans dan Kayana yang berbasis di Airport Ngurah Rai dikatakan pasti setuju dan ikut turunkan massa.
“Kita keberatan dengan adanya transport online, disamping karena harganya sangat jauh dibawah juga telah merugikan transport lokal di Bali. Masalah online dari luar ini sudah dilarang masuk ke Airport, tapi online ini khan diam-diam ya. Jadi kalo turun kita setuju sekali,” tegasnya.
Pernyataan lebih tegas lagi dilontarkan Ketua KSU Sapta Pesona Bandara Ngurah Rai, I Ketut Sukarta yang menyatakan mendukung penuh rencana aksi demo tanggal 10 Januari mendatang yang akan berlangsung dari titik kumpul Simpang Siur menuju ke Bandara Ngurah Rai.
“Saya nyatakan Sapta Pesona akan ikut dalam unjuk rasa tersebut. Bahkan Sapta Pesona akan Makpag (menjemput) di depan Pompa Bensin Bandara dengan ngaturang segehan agung saat rombongan demo datang dari timur. Kita Magpag dari depan pool, Lohjinawi juga sama ngaturang segehan agung di Marga Agung saat kedatangan rombongan dengan baleganjur untuk magpag kedatangan saudara kita nanti,” terangnya.
Dipertegas kembali aksi turun kabeh aliansi gabungan asosiasi dan organisasi transport lokal se-Bali itu tuntutannya tidak lagi untuk menurunkan reklama atau baliho aplikasi angkutan online, mengingat reklame Grab sudah diturunkan sendiri di semua titik pemasangan baliho di bandara termasuk wilayah Denpasar dan Badung karena masa waktu kontrak reklama berakhir. Oleh karena itu, jika berani dipasang lagi sudah saat massa yang lebih besar akan turun kabeh menutup bandara.
“Reklama sudah ditutupin semua. Tuntunan kita ke pemerintah pusat adalah penutupan (pemblokiran) aplikasi angkutan online. Bandara Ngurah Rai akan ditutup 1 jam, sehingga tuntutan kita menutup aplikasi dari Bali akan bergetar dan gaungnya pasti ke pusat. Saya nyatakan percuma kalau hanya demo di depan Kantor DPRD dan Gubernur. Sekalian biar bergaung ke pusat di depan bandara kita duduk 1 jam. Pasti kita ikut unjuk rasa ini, karena menyangkut kepentingan kita,” ancamnya.
Seperti diketahui sebelumnya, pertemuan antara aliansi gabungan asosiasi dan organisasi transport lokal se-Bali sebelumnya, diantaranya Alstar B, Aspaba, Persotab, UBD, CBD, PSBD, Kowinu Bali, Jimbaran Taksi, PTBS, Mengwi Trans, Sanur Bersatu, Airport Bali Trans yang dipimpin langsung oleh Ketua Alstar B, Ketut Wirta alias Jegog telah sepakat untuk rencana aksi damai 5 Januari yang diundur jadi 10 Januari 2017, dengan turun kabeh di titik kumpul Simpang Dewa Ruci, Denpasar dengan massa kurang lebih 6 ribu orang.
Dari titik kumpul tersebut, massa akan bergerak dari Jalan By Pass Ngurah Rai menuju Depan Gapura Airport Ngurah Rai dengen berjalan kaki sebagian membawa kendaraan bermotor. Aksi turun kabeh itu bertujuan untuk memblokir akses jalan menuju Bandara Ngurah Rai, sehingga mendapat tanggapan yang serius baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat terkait angkutan berbasis online (Uber, Grab, GoCar) yang sampai saat ini belum ada jawaban atau tindakannya.
Selain itu, mereka akan menuntut pemblokiran aplikasi online dan menurunkan paksa baliho Grab yg saat ini terpasang di sejumlah titik di wilayah Denpasar dan Badung. Apabila pemerintah daerah maupun pusat telah mendengar rencana aksi damai ini dan mau menanggapinya sebelum aksi turun kabeh ini dilaksanakan maka pihak Alstar B bersama aliansi otomatis merekan akan membatalkan rencana aksi damai tersebut.(Jcbb-oz).