Pastika Dorong Kran Izin Wine di Bali Dibuka Lagi
KataBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong dan meminta pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali untuk segera mengurus Perizinan Wine agar Bali bisa membuka kembali usaha produksi wine.
Upaya gubernur untuk meminta Disperindag segera mengurus kembali perizinan wine di Bali itu, agar usaha petani mengolah hasil produksi buah lokal di Bali maksimal. Menurutnya, bahwa selama ini, banyak hasil produksi buah local yang tidak mampu dipasarkan ketika musim panen berlimpah.
Satu-satunya cara untuk bisa memberikan nilai tambah pada hasil produksi tersebut adalah mengolah buah lokal menjadi wine. Hasil produksi ini bisa menambah pendapatan petani dan dipasarkan mengingat Bali sebagai daerah tujuan wisata.
“Coba Cek di Kementerian apa alasannya dan kita punya akses ke sana dan beliau pasti mendengarnya,”pinta gubernur disela acara evaluasi Program Bali Mandara di kantor Bappeda Provinsi Bali, Senin (16/1).
Namun demikian, gubernur menampik bahwa dengan dibukannya kran kembali, hal itu bukan berarti bahwa dirinya mengingikan atau mendukung peredaran alkohol di Bali.”Bukan berarti setuju agar masyarakat Bali mabuk-mabukan konsumsi alkohol,”tegasnya.
Sementara itu, ditempat terpisah Kadis Pertanian Propinsi Bali IB Wisnuardhana juga menyampaikan minimnya usaha penggilingan gabah di Bali. Menurut Kadis Pertanian, dari 800 unit usaha penggilingan gabah di Bali hampir sebagian besar mesinnya dari zaman belanda dan hanya 10 persen beroperasi. Sementara yang menjadi kendala selama ini, adalah masalah perizinan dan pemilik mesin penggilingan tersebut tidak bisa melakukan perpanjangan izin usahanya.
Kadis Pertanian Wisnuardhana menambahkan, perpanjangan perizinan sangat sulit dan itu kewenangannya ada di kabupaten kota. Sebab, sekarang usaha penggilingan harus dilengkapi dengan izin HO (Lingkungan) dan itu menjadi kendala pengusaha. Dampaknya, hasil produksi gabah di Bali tidak bisa diolah di Bali melainkan dibawa ke banyuwanti Jatim.
“Produksi gabah di Bali 850 ribu ton dan diolah di Banyuwangi Jatim, yang mempermudah pengiriman ke Banyuwangi lantaran memanfaatkan truk-truk kosong yang balik ke Banyuwangi, Jatim,”pungkasnya. (JcJy)