Genjot Pelaksanaan Program Bali Mandara, Pastika Sambangi Sejumlah Desa di Buleleng
KataBali.com – Guna mempercepat pelaksanaan berbagai Program Bali Mandara khususnya yang berkaitan dengan upaya pengentasan kemiskinan, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menggencarkan kegiatan turun ke lapangan. Setelah menyambangi beberapa desa pada Minggu (8/1) lalu, Pastika yang didampingi sejumlah Pimpinan SKPD kembali mendatangi sejumlah desa di Kabupaten Buleleng, Sabtu (14/1).
Kunjungan Pastika kali ini diawali di Desa Tukad Sumaga, Kecamatan Gerogak, Kabupaten Buleleng. Perbekel Desa Tukad Sumaga, I Made Gelgel saat menerima kunjungan tersebut menyampaikan bahwa di desanya terdapat 687 KK miskin. Dari jumlah tersebut, 57 KK masih belum memperoleh bantuan bedah rumah. Untuk itu, tahun ini pihaknya sudah mengusulkan 55 KK miskin agar memperoleh bantuan bedah rumah.
Menanggapi hal itu Pastika menjelaskan bahwa berdasarkan usulan dari desa sebanyak 55 unit, sudah diverifikasi untuk mendapatkan bedah rumah sebanyak 41 unit. Sedangkan sisanya yang masih belum mendapatkan diminta agar segera diusulkan. Apabila tidak diusulkan maka perangkat desa yang dipersalahkan karena tidak memperhatikan warganya yang miskin.
Sejumlah rumah yang sudah diverifikasi akan segera dibuatkan SK dan diperkirakan Februari awal persiapan pembangunan sudah bisa dimulai. Untuk itu Pastika mengingatkan, apabila sudah selesai SK-nya agar segera memulai membentuk tim dan setelah itu pekerjaan sudah bisa dimulai. Pastika menambahkan, pengerjaan bedah rumah dilakukan dengan gotong royong. “Saya akan minta tolong TNI, Polri dan Pramuka untuk membantu pengerjaan bedah rumah,” ujarnya. Untuk KK miskin yang belum mendapatkan bedah rumah, Pastika mengatakan agar segera diusulkan untuk anggaran bedah rumah tahun depan.
Pastika berharap dari 687 KK miskin angkanya diturunkan paling tidak menjadi 100 KK. Pastika meminta Perbekel Desa Tukad Sumaga untuk menginventarisir kebutuhan apabila diperlukan pelatihan keterampilan yang akan difasilitasi oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali, seperti pelatihan montir, tata boga dan lainnya.
Pada hari yang sama, Pastika juga melakukan kunjungan ke Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu. “Ada 38 unit rumah tak layak huni yang segera diperbaiki melalui program bedah rumah, tetapi masih seratusan lagi yang tercecer. Saya minta diverifikasi segera agar bisa dianggarkan di tahun berikutnya,” kata Gubernur Pastika.
Pihaknya menyampaikan setelah menandatangani SK penerima bantuan Bedah Rumah, diharapkan awal Februari pekerjaan Bedah Rumah bisa dimulai. Sehingga tiga bulan kedepan pengerjaan bedah rumah sudah selesai. “Diharapkan dalam dua tiga bulan selesai, setelah itu baru kita akan menggarap yang tercecer tadi di anggaran induk 2018,” ujarnya. Untuk itu Pastika menekankan agar Perbekel memastikan datanya bisa segera masuk sesuai prosedur yang berlaku.
Perbekel Desa Sepang, I Putu Agung Mahardika, menyampaikan pihaknya sudah mengusulkan sebanyak 47 unit rumah untuk mendapatkan program Bedah Rumah, namun hanya 38 unit yang telah lolos verifikasi. Dia berharap sisanya dapat diusulkan pada anggaran tahun depan.
Menyikapi pengajuan proposal pembangunan Kantor Desa dan Pura, Pastika meminta agar proposal itu dibuat untuk anggaran tahun depan. Menurutnya saat ini ada ribuan proposal yang sudah masuk, untuk itu harus dipantau terus karena terbatasnya pegawai yang bertugas memverifikasi itu.
Lebih lanjut Pastika berpesan agar perangkat desa sering terjun ke lapangan untuk mengecek warganya. Sehingga segera diketahui bagaimana kondisi masyarakatnya. “Tadi saya ke Tukad Sumaga terus ke Lokapaksa, ada anak-anak kita yang sekolah harus menyeberang sungai, tidak ada jembatan, dan itu sudah bertahun-tahun. Kalau itu anak hanyut yang tanggung jawab siapa? Yang bertanggung jawab pertama adalah Prajuru Desa karena tidak peduli warganya,” ujarnya.
Pada bagian lain, dalam kunjungannya ke Buleleng kali ini Pastika juga menyempatkan diri untuk mengecek kondisi Tukad Saba di Desa Lokapaksa. Saat tiba dilokasi, Pastika merasa prihatin melihat kondisi anak-anak sekolah yang sedang menyeberang sungai yang memisahkan Desa Lokapaksa dengan Desa Ringdikit. Hanya berpegangan tali, siswa-siswi SD Negeri 5 Ringdikit menyeberang sungai yang cukup deras tersebut.
Menurut salah seorang warga Lokapaksa, Made Sukaja, kondisi seperti ini sudah sejak lama. Karena sekolah terdekat hanya SD Negeri 5 Ringdikit, masyarakat menyekolahkan anak-anaknya walaupun harus menyeberang Tukad Saba tanpa adanya jembatan. Salah satu siswa kelas 5 SD Negeri 5 Ringdikit, Ketut Kariasih, mengaku tidak nyaman dengan kondisi ini dan mengharapkan dibuatkan jembatan untuk menyeberang.
Menyikapi hal ini, Pastika memerintahkan jajarannya agar dibuatkan jembatan sementara dari kayu, sambil menunggu bantuan dari Pemerintah Kabupaten Buleleng karena itu merupakan kewenangan Pemkab Buleleng. JCHBL