Gubernur Pastika Berharap Filosofi Tri Hita Karana Terus diImplementasikan Seluruh Komponen Masyarakat
KataBali.com – Filosofi Tri Hita karana yang dipegang oleh masyarakat Bali terbukti telah menjadikan Pulau Bali sebagai satu pulau kecil yang unik. Filosofi ini telah menjaga hubungan yang harmonis yang terjalin antara manusia dengan Tuhan, antara sesama manusia dan antara manusia dengan alam. Dan itulah yang menyebabkan Bali tetap bertahan menjadi salah destinasi pariwisata terbaik dunia yang diminati wisatawan hingga saat ini.
Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta pada acara malam Penganugrahan Tri Hita Karana Awards 2016 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar pada Kamis (1/12).
“Kita patut berbangga karena Bali memiliki nilai-nilai kearifan lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya, dari gencarnya inovasi nilai-nilai budaya global. Salah satu kearifan lokal tersebut adalah filosofi Tri Hita Karana, yang menjadi landasan pelaksanaan pembangunan daerah secara menyeluruh dan berkelanjutan, serta telah diakui dunia Internasional sebagai sebuah konsep universal,” ujar Pastika.
Namun demikian, menurut Pastika dalam kenyataannya belum semua komponen masyarakat Bali mengimplementasikan filosofi tersebut secara konsisten, sehingga belum memetik manfaat dari terbangunnya harmoni tersebut.
“Kita masih sering melihat penyimpangan implementasi kebijakan pembangunan dalam berbagai bidang. Filosofi Tri Hita Karana baru dipahami sebatas konsep saja, belum sampai pada tataran implementasinya secara penuh,” ungkap Pastika yang menambahkan jika adanya pro dan kontra terhadap kebijakan pembangunan daerah, menunjukkan selalu terdapat perbedaan pandangan dan pemahaman dalam menerjemahkan filosofi tersebut sekaligus menjabarkannya dalam kondisi kekinian.
Untuk itu, Pastika menyambut baik diselenggarakannya Tri Hita Karana Award sebagai salah satu wahana memotivasi seluruh komponen masyarakat Bali, khususnya komponen pariwisata dan pendidikan dalam mengimplementasikan filosofi Tri Hita Karana, sekaligus mewujudkan tatanan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis.
Ditambahkan Pastika, sektor pariwisata yang menjadi sektor unggulan pembangunan Bali dianggap turut menjadi penyebab kerusakan lingkungan akibat implementasi filosofi Tri Hita Karana yang tidak konsisten dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata. Menurutnya, dalam konsep pengembangan pariwisata justru diwajibkan melestarikan lingkungan yang ada agar pembangunannya dapat dilakukan secara berkelanjutan karena pada hakikatnya pariwisata budaya adalah “nafas” kehidupan masyarakat Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Orang nomor Satu di Provinsi Bali tersebut mengajak seluruh komponen mulai dari Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, kalangan pengusaha, LSM, Perguruan Tinggi, Sekolah, Desa Pakraman serta komponen masyarakat Bali lainnya untuk bersama-sama mewujudkan alam Bali yang bersih, sehat, indah dan lenstari bagi generasi kini dan generasi yangakan datang.
“Sejalan dengan itu, Saya sangat mendukung setiap kegiatan yang dapat mendorong seluruh komponen masyarakat Bali untuk lebih konkret mengimplementasikan filosofi Tri Hita Karana. Saya berharap melalui penilaian dan pemberian penghargaan ini, kalangan pariwisata, instansi, kampus dan sekolah semakin termotivasi melestarikan kebudayaan daerah dan nilai-nilai kearifan lokal yang adiluhung. Saya yakin, dengan konsistensi seluruh komponen masyarakat Bali mengimplementasikan filosofi Tri Hita Karana dalam kehidupan keseharian secara berkelanjutan demi terwujudnya masyarakat Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Tri Hita Karana I Gusti Ngurah Wisnu Wardana yang juga sekaligus sebagai ketua Panitia mengatakan jika penganugrahan Tri Hita Karana Award merupakan sebuah apresiasi yang tinggi bagi mereke-mereka yang telah mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana di lingkungan manajemen mereka.
“Dengan meng-implementasikan konsep ini (Tri Hita Karana-red), Bali yang sudah dikepung pasar bebas akan memiliki filter untuk mempertahankan budayanya,” ujar Wardana dalam laporannya.
Menurut Wardana, program Tri hita Karana Award & Accreditation sejak tahun 2015 telah diakui sebagai program yang “Mendunia”. Program tersebut telah menjadi bagian dari aplikasi dan implementasi Global Code of Ethics for Tourism (GCET) yang disusun oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang menjadi acuan dalam pembangunan pariwisata global.
Dijelaskan Wardana, dalam penganugrahan Tri Hita Karana Award yang tahun ini sudah ke 16 kali dilaksanakan memberikan penghargaan kepada 153 penerima dimana terdiri dari 38 hotel bintang lima, 37 hotel bintang empat, 21 hotel boutique, 13 hotel bintang satu,dua,tiga dan melati, 30 sekolah dan 14 kampus perguruan tinggi dan instansi pemerintah termasuk Rumah Sakit. Ditambahkan Wardana, dari 153 penerima awards, ada satu penerima yang mendapat score istimewa. Hasil penilaian diri sendiri (self-assesment) yang bersangkutan memperoleh angka 100 (angka tertinggi terhadap implementasi konsep Tri Hita Karana di lingkungannya).
“Ketika kunjungan assesor, ternyata angka itu tetap bertahan dan untuk itu penerima award ini langsung menuju “Emeral Awards” tanpa harus melalui jenjang tiga tahun berturut-turut sebagai penerima emas (Gold Awards) untuk mencapai Emerald. Penerima award tersebut adalah SMA Negeri Bali Mandara, sekolah yang para siswanya berasal dari mereka yang tidak mampu alias miskin,” ungkapnya.
Ditambahkan Wardana yang baru dalah Tri Hita Karana Award tahun ini adalah ditambahkannya penganugrahan Tri hita Karana CSR Awards , dimana penghargaan tersebut diberikan kepada mereka yang konsen dan berkontribusi langsung dan melakukan investasi sosial untuk pembangunan Bali berkelanjutan. CSR Awards tersebut diberikan kepada 3 hotel dan 2 perusahaan yang peduli dibidang Parhyangan, Pawongan dnan bidang Palemahan.
Hadir dalam acara tersebut Kadisbud Provisi Bali Dewa Putu Berata, Kadis Pertanian Provinsi Bali IB Wisnu Ardana, Kadis Pariwisata Provinsi Bali A.A Gede Yuniartha Putra, Kepala Kesbangpolinmas Provinsi Bali Jaya Suartana. (JHBl)