Diperkirakan Tetap Stabil , Ekonomi Bali Diharapkan Tumbuh di Tahun 2017
KataBali.com – Perkembangan dan prospek perekonomian Provinsi Bali tahun depan diperkirakan masih stabil, dan sesuai dengan harapan. Hal itu dijelaskan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana saat melakukan pemaparan di depan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan jajaran Pemprov Bali di ruang rapat Prajasabha, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Selasa (27/12).
Menurut Iman Karana, perkembangan perekonomian Bali tahun 2016 ini yang relatif baik, diperkirakan masih akan mempengaruhi perekonomian tahun berikutnya. Beberapa sektor yang diprediksi mempengaruhi perekonomian di Bali, tambahnya, mengacu pada beberapa sektor penting seperti angkutan makanan dan minuman sekitar 23%, Pertanian 15%, Transportasi 10% dan perdagangan serta konstruksi yang menyumbang sekitar 9%. Dari sektor tersebut, berhasil menempatkan Bali dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,26% pada bulan Oktober 2016, dan posisinya masih di atas rata-rata nasional yang sebesar 5,04%. “Jika pertumbuhan ekonomi masih tetap baik seperti sekarang, diperkirakan ekonomi Bali akan tumbuh tahun berikutnya yang berkisar antara 6,20 hingga 6,60%,” imbuhnya.
Selain perekonomian yang membaik, tingkat pengangguran dan kemiskinan di Bali juga menurun dari tahun sebelumnya. Di 2015 pengangguran di Bali mencapai 1,99% dan tahun ini menjadi 1,89%, masih jauh di bawah angka nasional yang mencapai 5,49%. Begitu juga tingkat kemiskinan yang menurun, dari 4,74% pada maret 2015 menjadi 4,25% pada maret 2016, dan masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 10,86%. Namun, kata dia, capaian itu tidaklah menjadi alasan untuk berpuas diri, karena kue pembangunan di Bali belum dinikmati secara merata. Percepatan Pembangunan Bali Utara diyakininya akan mempercepat pemerataan ekonomi di seluruh Bali. “Salah satu cara adalah dengan percepatan pembangunan Bandara baru di wilayah utara, serta pembangunan infrastruktur yang menghubungkan wilayah utara dan selatan serta barat dan timur,” imbuhnya.
Selain itu, Ia juga mengapresiai pertumbuhan perbankan di Bali yang cukup baik. Secara keseluruhan tingkat pertumbuhan kredit, pertumbuhan DPK, KUR dan kredit UMKM sudah di atas rata-rata nasional. Indikasi ini menunjukan perekonomian Bali sudah berada di atas perekonomian nasional. Selain itu, bedasarkan kajian BI, peran strategis Lembaga Perkreditan Desa (LPD) terhadap perekonomian Bali juga sangat terasa. Untuk memperkuat peranan LPD terhadap perekonomian Bali, BI merekomendasikan untuk meningkatkan fungsi manajemen, perlunya memiliki standarisasi IT, serta peningkatan kualitas SDM. Iman Karana juga menegaskan, jika perkembangan perekonomian Bali yang semakin baik dari tahun ke tahun tidak lepas dari program pro rakyat Bali Mandara yang dilaksanakan Pemprov.
Program besutan Gubernur Pastika yang kini sudah memasuki jilid II ini, terbukti telah banyak membantu mengurangi pengeluaran masyarakat terkait dengan kebutuhan primer mereka. “Program Bali Mandara telah mengcover kebutuhan dasar masyarakat, seperti di bidang kesehatan, pendidikan dan tempat tinggal, belum termasuk program lainnya di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa,” bebernya. Untuk penguatan ekonomi ke depan, BI tetap merekomendasikan agar pemprov Bali bisa menguatkan bidang pariwisata karena bagaimanapun sektor ini adalah pemasukan terbesar dibBali, seperti peningkatan kualitas infrastruktur penunjang serta penambahan atraksi wisata. Selain itu, pihaknya juga menyarankan untuk meningkatkan ekspor dari pengerajin, dan untuk ini BI siap memfasilitasi dengan promosi produk kerajinan Bali melalui kantor perwakilan BI di beberapa negara sahabat. Sedangkan di sektor pertanian, Pemprov juga diharapkan lebih intens mengajak masyarakat menggeluti profesi ini, selain juga menyalurkan bantuan-bantuan berupa subsidi dan bantuan keuangan buat para petani.
Sementara itu, Gubernur Pastika yang didampingi oleh Sekda Prov Bali Cok Ngurah Pemayun, mengapresiasi paparan yang disampaikan oleh BI. Ia berharap data-data yang dipaparkan oleh BI Perwakilan Bali valid dan bisa dipertanggungjawabkan. “Saya harap data yang dipaparkan memang menggambarkan kenyataan, karena di satu sisi BPS juga merilis tentang data perekonomian di Bali, dan saya harap kedua data memang menggambarkan kondisi riil Bali,” harapnya dalam rapat yang turut juga dihadiri oleh segenap Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Bali.
Pastika mengharapkan, data kemiskinan di Bali juga bisa dicek oleh Pemprov Bali. “Saya ingin pihak kita juga pantau kondisi di lapangan, kita datangi sendiri by name by addresh, sehingga bisa tahu kondisi riilnya. Saya yakin data-data yang dirilis belum benar 100%, siapa tahu dengan data akurat, tingkat kemiskinan kita bisa menjadi paling rendah se-Indonesia, mengalahkan DKI Jakarta,” imbuhnya.
Ia juga menekankan, pentingnya segenap SKPD untuk turut bahu membahu bekerja menurunkan angka kemiskinan. Menurutnya bisa dimulai dengan pengecekan langsung ke lapangan dengan melibatkan segenap instansi di Pemprov Bali.
Mengenai pertumbuhan ekonomi ke depan, Ia berharap segenap stake holder di Bali bisa berkoordinasi dengan baik sehingga pertumbuhan ekonomi Bali bisa stabil bahkan meningkat dari tahun ini. Untuk itu, Ia ingin mulai dari segi perencanaan agar sudah melibatkan segenap stake holder, bahkan pihak BI juga, agar segala program yang direncanakan bisa tepat sasaran. “Saya ingin tahun depan masalah kemiskinan di Bali sudah tuntas, untuk itu segenap stake holder harus bahu membahu bekerja, sehingga tahun-tahum berikutnya kita fokus terhadap pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan BI Bali juga berkesempatan menyerahkan contoh uang baru tahun emisi 2016 kepada Gubernur Pastika. Ia menjelaskan dalam kesempatan ini Bali mendapatkan tiga keistimewaan sekaligus dalam uang baru, yaitu terpilihnya gambar Mr. Gusti Ketut Pudja dalam uang logam Rp. 1.000, tarian legong dalam uang kertas Rp. 50.000 serta tanda pengaman air yang tetap menampilkan wajah Gusti Ngurah Rai dalam uang Rp. 50.0000. JCHBl