Wagub Sudikerta Pesan Desa Adat Berperan dalam Pelestarian Kesenian Tradisisonal Bali
KataBali.com – Di Bali seni tidak hanya sebatas hiburan, namun mempunyai kedudukan yang sangat mendasar, karena tidak dapat dipisahkan dari kehidupan relijius masyarakat Hindu. Seni bagi krama Hindu Bali merupakan bentuk pengabdian dan persembahan kepada Sang Maha pencipta, seperti seni suara “kekidungan”, seni tari seperti Rejang Dewa, Baris Tunggal, Topeng Sidakarya, dan seni gamelan yang selalu hadir disetiap prosesi upacara yang digelar Umat Hindu.
Untuk itu perlu ada upaya menjaga agar seni dan kebudayaan tradisional Bali tetap bertahan khususnya di kalangan anak muda. Demikian disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat menghadiri Karya Pemungkah, Padudusan Agung, Nubung Pedagingan Ring Pura Puseh Desa Pekraman Tumuhun, Kecamatan Banjarangkan,Kabupaten Klungkung pada Rabu (2/11).
Perkembangan era digital dan globalisasi saat ini sering kali menyebabkan para generasi muda mengalami pergesaran untuk lebih memilih seni modern dan pelan-pelan semakin meninggalkan karya seni tradisional. Untuk itu Sudikerta berharap keberadaan desa pekraman dapat merangkul para generasi muda untuk tetap mencintai dan melestarikan kesenian tradisional. “Saya harap seluruh desa adat yang ada di Bali dapat merangkul para muda-mudi nya untuk dapat melestarikan kesenian tradisional, agar ketika ada upacara keagamaan yang ngayah menari atau meggambel tidak lagi para orang tua melainkan para muda mudi kita”,ujarnya.
Sudikerta juga kembali mengingatkan krama agar tidak melakukan upacara secara berlebih atau jor-joran. Menurutnya upacara merupakan persembahan suci dan tulus ikhlas harus disesuaikan dengan kemampuan krama setempat. “Saya harap seluruh krama desa disini terutama pengempon pura agar tidak melaksanakan secara jor-joran, hendaknya disesuikan dengan kemampuan masyarakat sehingga masyarakat tidak terlalu merasa dibebani dan dapat menjalankan yadnya dengan hati yang tulus,”cetusnya. Ia juga berpesan agar krama selalu mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan demi kepentingan bersama.
Sementara itu Wakil Bendesa Adat Pekraman Timuhun Nengah Lunga, mengucapkan terimakasih atas saran yang diberikan oleh Wagub Sudikerta. Ia berharap semoga masyarakat desa pekraman dapat memahami dan melaksanakan apa yang telah disampaikan tersebut. Sedangkan Terkait pelaksanaan upacara, Ia mengatakan bahwa karya agung telah dilaksanakan mulai dari tanggal 26 Oktober 2016 dan akan disineb dengan kegiatan melasti pada tanggal 12 November 2016, sedangkan pada hari ini yaitu Buda Umanis Tambir, merupakan Puncak Karya yang telah dipuput oleh Ida Pedanda Siwa dari Griya Nyanggelan Bangli, Ida Pedanda Buda dari Griya Alangkajeng Karangasem dan Rsi Bujangga dari Griya Angkling Gianyar. Ia berharap dengan beberapa rangkaian acara yang akan dilakasanakan sampai pada penyineban nanti, dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar sehingga dapat tercipta keseimbangan Bhuana Agung dan Bhuana Alit dalam lingkungan Desa Pekraman Timuhun.
Pada kesempatan tersebut, Wagub Sudikerta yang juga didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnu Ardana juga menghadiri Upacara Ngenteg Linggih di Pura Dalem Majpahit, Dusun Tegal Besar, Desa Negari, Klungkung.