Rapat Percepatan Diatas Kapal, Sembilan Menteri Batal Hadir ke Nusa Penida, Hanya Diwakilkan Bawahan, Gubernur Tetap Gelar Rapat
KataBali.com -Rencana kehadiran 9 dari total 12 menteri kabinet Kerja yang diundang pada rapat pembahasan percepatan pembangunan Pulau Nusa Penida, Klungkung, Sabtu kemarin (26/11) batal. Ke-9 menteri yang tidak hadir, karena mendampingi Presiden RI Joko Widodo di Makassar itu meliputi para menteri Pekerjaan Umum, Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Kesehatan, Pendidikan, Keuangan, Agraria dan Tata Ruang/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Perekonomian dan Industri, dan Desa dan PDT.
Dari pantauan sumber KataBali, para menteri yang awalnya diperkirakan bisa hadir hanya mengutus perwakilan dari pejabat eselon 1 dan eselon 2 setingkat deputi dan direktur. Diantara deputi atau direktur dari unsur kementerian yang hadir pada rapat percepatan pembangunan Pula Nusa Penida, Klungkung diatas dek kapal cepat “Bounty Cruise” itu meliputi Deputi III Menko Maritim, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Deputi Bidang Pengembangan Wilayah, Arifin Rudiyanto; Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Direktur Pelayanan Sosial Dasar, Hanibal Hamidi; Menteri Pertanian, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, drh. Ketut Diarmita; Menteri Keuangan, Direktur Dana Perimbangan dan Keuangan, Rukijo; Menteri Kelautan dan Perikanan, Direktur konservasi dan keanekaragaman laut Andi Rusadi, Kepala Sub Bidang Pengembangan Wisata Bahari, Gumilar; Menteri Pendidikan, Kepala Biro Perencanaan dan Kerjsama Luar Negeri, Luluk Budiono; Menteri Perhubungan, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi, Imran Rasyid; dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai wilayah sungai, Ketut Jayada.
Dalam rapat itu, Gubernur Pastika selaku pemimpin rapat di hadapan para pejabat setingkat deputi dan direktur dari sejumlah kementerian menyampaikan bahwa Nusa Penida selama ini sering gagal dalam berbagai program pemerintah baik pusat hingga daerah.”Ada banyak potensi yang bisa dikembangkan di Nusa Penida. Namun, berbagai potensi itu belum bisa digarap secara optimal. Sehingga Nusa Penida masih menjadi salah satu daerah miskin di Bali. Banyak program pemerintah yang gagal. Salah satunya adalah proyek air minum senilai Rp14 miliar gagal karena persoalan teknis dan tender,” ujarnya.
Menurut Pastika, dengan mengacu survei BPS 2015, sebagai destinasi kunjungan wisatawan internasional, keberadaan Kecamatan Nusa Penida yang membawahi 16 desa dinas dengan penduduk 45,380 jiwa , diakui masih memerlukan banyak pembangunan sarana dan prasarana tempat wisata, sehingga dalam pengembangan lokasi wisata baru di Bali dan mewujudkan lama tinggal wisatawan asing.
Untuk mencapai target kunjungan wisata per tahun diperlukan kerja sama yang sinergis antara pusat, provinsi, dan kabupaten di Bali. Sampai saat ini, Nusa Penida menyimpan beberapa potensi antara lain pariwisata alam di darat, laut, dan bawah laut.
Selain membahas persoalan dan mencari solusi untuk percepatan pembanguna Nusa Penida, para rombongan kemarin juga meninjau langsung pembangunan jembatan Kuning di Nusa Lembongan dan Ceningan. Bahkan gubeenur juga menyempatkan diri untuk memberikan bantuan bagi korban tragedi putusnya jembatan cinta yang menimbulkan korban nyawa beberapa waktu lalu. (JCHBl)