Masyarakat Bali Diwarning Tidak Ikut Demo
KataBali.com -Menyikapi situasi nasional yang terus memanas, dan rencana aksi demo lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Jakarta, pada 25 November dan 2 Desember 2016 mendatang, baik Pemerintah Provinsi Bali maupun pihak legislatif secara resmi meminta agar masyarakat Bali tetap tenang dan menjaga kedamaian untuk keutuhan NKRI. Selain itu, masyarakat juga di-warning untuk tidak ikut-ikutan berangkat dan melakukan aksi demo ke Jakarta.
Himbauan resmi itu sebagaimana disampaikan Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama dalam sidang paripurna pembahasan APBD 2017 di ruang Sidang Utama DPRD Bali di Renon, Denpasar, Rabu (23/11).
Pada rapat paripurna yang dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov Bali, Rabu (24/11), Adi Wiryatama selaku pimpinan DPRD Bali menghimbau agar masyarakat Bali tak terpancing eforia yang saat ini sedang terjadi dimasyarakat. “Ikut-ikutan demo ‘sing kal meragatang gae melainkan kal ngutang gae’ (tidak akan pernah menyelesaikan masalah, dan sebaliknya yang ada meninggalkan pekerjaan,red),”pesannya.
Lebih lanjut, Adi menambahkan, bahwa sebagai negara hukum, pihaknya meminta kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Bali untuk mempercayakan sepenuhnya pada para penegak hukum. “Permasalahan hokum yang muncul di Republik ini hendaknya diserahkan sepenuhnya pada penegak hukum untuk menyelesaikannya,”pintanya.
Selain itu, bagi warga yang ada di Jakarta juga dimibta untuk tetap mampu menjaga persatuan dan kesatuan demi keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republic Indonesia (NKRI). “Seluruh saudara kita di Jakarta agar bisa menjaga rasa persatuan dan kesatuan demi untuhnya NKRI. Sebab sangat mahal harganya, NKRI itu ditebus oleh darah, jiwa dan raga para pendahuku kita di republic yang kita cintai ini,”pintanya.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika seusai mengikuti sidang paripurna menyampaikan hal yang sama. Gubernur Mangku Pastika berharap agar masyarakat Bali tetap mampu menjaga kelangsungan pariwisata dengan menjaga keamanan dan kedamaian. “Keamanan dan kedamaian itu harus dijaga. Keberagaman harus dihargai dan hidup dalam keberagaman Bhineka Tunggal Ika,”katanya.
Selain itu, pihak juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk saling memahami posisi dan kedudukan masing-masing sehingga tidak terjadi konflik. “Jadi tidak perlu ikut-ikutan dan jangan ikut panas-panasan. Biarkan proses berlangsung dengan baik,”pungkasnya.(JCJy)