Program Bedah Monoreh, Kulon Progo Andalkan   Desa Wisata Ngelinggo Berbasis Masyarakat  

 

KataBali.com. – Sejak ditetapkan 10 Kawasan destinasi Bali baru, banyak daerah berbenah  mengembangkan daerah khususnya pedesaan, untuk dijadikan tujuan wisata untuk menyanggah kawasan atau ikon destinasi yang ada, diantaranya di Borobudur sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), hal itu membawa harapan baru bagi sektor pariwisata Kulon Progo sebagai daerah penyangga.

Apalagi, saat disiapkannya pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kab. Kulon Progo,semakin memacu semangat untuk membangun pariwisata khususnya dalam membidik wisatawan asing.
“Dalam beberapa tahun terakhir ini, pariwisata Kulon Progo kami genjot untuk mengantisipasi hadirnya bandara baru dan daerah penyangga Borobudur,” tegas Niken Probo Laras, Kadisparda Kab. Kulon Progo

Penepatan 10 destinasi Bal baru, bertujuan untuk menaikan pendapatan dari pariwisata sebagai penyumbang devisa tertinggi,manargetkan kunjungan 20 juta wisman disambut  seluruh Tanah Air termasuk Kulon Progo.Daerah yang dulu terkenal minus, dan miskin,   kini jauh berbeda.

Berlatar belakang daerah yang minus sumber alam, Keberadaan Kabupaten Kulon Progo, Yogjakarta, terus berinovasi  memberdayakan masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif, daerah semakin berkembang dan meningkat kesejahteraan masyarakatnya.

“Didasari penghayatan atas kemiskinan penderitaan masyarakat,kami sadar ternyata daerah berbukit ini, memiliki potensi besar, “ ungkap Niken Laras,Sabtu (27/4/2019) dihadapan 35 wartawan dari berbagai media,yang melakukan kunjungan dalam rangkaian Lokakarya Kebanksentralandan Kehumasan,  Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, di Desa Wisata Nglinggo, Samigaluh, Yogyakarta, Sabtu (27/4/20

Pengembangan Desa Wisata Nglinggo dan Implementasi Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Kulon Progo’ dilaksanakan,Bank Indonesia Wilayah Provinsi Bali.

Kabupaten Kulon Progo, dibawah kepemimpinan Bupati dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG ( K ) banyak mengalami  kemajuan, dengan menggerakan potensi warganya,khususnya memanfaatkan IT  antara lain, bedah rumah tiap minggu tanpa menggunakan dana APBD, gerakan Smart City, Mal Pelayanan Publik, E-Warung ToMiKu, ToMiRa, Belabeliku.com, AIRKU, Perda Perlindungan Produk Lokal, program pengembangan potensi wisata lokal dan lainnya.

Luas wilayahnya 58.637 ha. Jumlah penduduknya ialah 444.947 jiwa,tersebar di 12 Kecamatan, 87 desa, 1 kelurahan dan 933 pedukuhan,langkah inovasi yang dilakukan, mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, “ Saat ini APBD Kab. Kulon Progo, hanya 1,7 Triliun,kontribusi Pariwisata hanya Rp. 4 Miliar, tapi kami terus tertekad memacu menaikan PAD Pariwisata, dengan berbagai event dalam 1 bulan 4 kali, OPD di pacu membuat event budaya, atau lainnya.

Dengan semangat, setiap pecan wisatawan bisa mencari informasi event apa saja yang disajikan, “ Untuk biaya semua event kami tidak mengeluarkan dana dari APBD, tapi mengajak stocholder untuk berpastisipasi, seperti BUMN,dan pengusaha swasta lainnya, dan masyakarat, “ jelas Niken.

Niken mengatakan, pembenahan terus dilakukan, dengan membuat wisata baru ada gardu pandang, puncak widoasih, buka spot foto, kuliner dan lainnya.Sejumlah desa  penyangga obyek wisata andalan Borobudur, terus didorong untuk mengoptimalkan potensi pariwisata,seperti Pokdarwis, desa wisata hingga off-road sampai ke destinasi salah satu keajaiban dunia itu.
” Bupati Wardoyo dengan kebijakan mendorong lahirnya desa wisata dan menyiapkan infrastruktur,sekarang sudah  ada 70 obyek wisata di kawasan bukit Menoreh dikelola dengan konsep communtiy development pembangunan berbasiskan masyarakat,“ jelas Niken.
Ia mengakui infrastruktur jalan sangat memiliki peran penting memacu aktivitas perekonomian, mengingat kondisi geografis wilayah yang berbukit.
“ Hasilnya yang membanggakan Desa Wisata Nglinggo mampu menempati rangking pertama tingkat nasional kategori wisata  berbasis masyarakat pada tahun 2018, “ imbuh  Niken, seraya mengatakan,program itu disebut membedah Bukit Menoreh.
Selain berpotensi dengan hasil tanaman keras, seperti berbagai jenis kayu berkualitas, seperti pinus, Sengon,Perkebunan teh, dan potensi wisata lokal, sangat memberi menjanjikan untuk terus dikembangkan, salah satunya adalah Nglinggo yang terletak di gugusan Pegunungan Menoreh.

Dipopulerkan sejak 3 tahun silam,Nglinggo kini dikenal sebagai wisata menantang yang menawarkan paket wisata off road berkeliling hutan pinus mengendarai Jeep. Rute yang ditempuh sekitar 2 km, dengan medan sulit dan mendebarkan bagi wisatawan.

Manajer Fungsi Koordinasi & Komunikasi Kebijakan KPw BI Provinsi Bali Hery Catur Wibowo mengatakan, kunjungan ke Kulon Progo ini merupakan langkah studi karena Bank Indonesia Provinsi Bali segera mengembangkan desa wisata di Tampaksiring.

Bank Indonesia Bali, melihat pemberdayaan masyarakat, mengembangkan wisata Nglinggo, contoh positif. Karena tidak  mengabaikan penduduk local,juga melibatkan Bumdes,dan Koperasi, “ Hal ini patut ditiru bagi desa wisata lain,untuk  kesejahteraan warga bisa terangkat,”ujar Hery. ( nani )

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *