Festival Petitenget; Tari Tenun Pecahkan Rekor Muri, Puluhan Penari ‘Kerauhan’
Begitu tarian usai dibawakan, beberapa dari penari langsung kerauhan.
Beberapa di antara mereka berteriak histeris. Beberapa lainnya terus menari dengan lemah gemulai. Sontak saja panitia langsung mengambil tindakan membawa mereka untuk diberikan tirta.
Beruntung kerauhan tak berbuntut panjang. Hanya beberapa saja peserta yang kerauhan, oleh karena kesigapan panitia. Meski cukup menyita perhatian publik, namun Tari Tenun berlangsung sukses.
Tari tenun sendiri merupakan buah karya Nyoman Ridet asal Desa Kerobokan. Tari Tenun diciptakan pada tahun 1957. Tari Tenun menceritakan aktivitas perempuan Bali yang tengah melakukan kegiatan menenun dengan alat sederhana.
Gerakan Tari Tenun amat khas dengan lelaku penenunan yang masih dijumpai di Bali sampai saat ini. Tari ini dimulai dengan gerakan memintal benang, mengatur benang di alat tenun dan diakhiri dengan menenun.
Sebagian gerak mengacu pada tarian klasik, tapi sebagian imitatif untuk menunjukkan keindahan dan kekompakan.
Selain gerakan yang unik, busana yang dikenakan identik dengan warna cerah seperti kuning, hijau dan merah. Hiasan kepala yang khas disebut Lelunakan. Tari Tenun diiringi oleh Sanggar Pura Petitenget. jckb