Warga Pilih Mengungsi Ketika Lihat Cahaya Merah Gunung Agung

KataBali.com – KARANGASEM. Sebagain besar warga di sekitar Gunung Agung di Kabupaten Karangasem memilih mengungsi karena melihat ada pemandangan tidak biasa  yakni munculnya cahaya kemerahan yang membuat suasana terasa mencekam.

Suasana mencekam dirasakan warga Desa Sebudi, Selat, Karangasem yang berada disisi utara dekat lereng Gunung Agung.

Bagaimana tidak, siapapun yang berada dalam jarak kurang dari 6 kilometer pasti akan merasa ketakutan jika mendapati kondisi di puncak Gunung Agung terang memancarkan cahaya berwarna merah.

Terlebih, ada disertai semburan asap kelabu pekat dengan intensitas tebal setinggi ribuan meter dengan suara gemuruh yang sangat keras terdengar hingga radius 9 kilometer.

I Wayan Andog warga Subudi menuturkan hal itu, saat di lokasi pengungsian sementara di Banjar Bencingah, Duda, Selat, Karangasem.

Sebelum memutuskan menjauh dari tempat tinggal yang berjarak hanya beberapa kilometer dari Puncak Kawah Gunung Agung. Fisual Gunung tidak dapat diamati karena tertutup kabut.

“Hanuya saja, suara gemuruh sudah terdengar sangat keras meskipun belum berkeinginan menjauh karena sebelumnya juga sempat terjadi seperti itu,’ tuturnya kepada wartawan di pengungsian Jumat 29 Juni 2018.

Menjelang pukul 22.00 wita, ketika penampakan Gunung Agung terlihat, dirinya mulai merasa ketakutan. Pasalnya, terlihat begitu jelas dan terang ada cahaya berwarna merah dari puncak kawah.

“Jika saja tidak terlihat ada cahaya merah dari puncak Gunung Agung, saya tidak bakalan ngungsi”, akunya.

Dirinya berkemas meski ditengah hujan deras, memutuskan segera menjauh dengan menumpang truk milik seorang warga.

Ditengah derasnya hujan, Andog bersama warga lainnya yang ikut numpang sempat menuju dan berkumpul di kantor camat kemudian diarahkan ke Balai Banjar Dusun Bambang Biaung tepat sebelah timur kantor camat selat.

Namun, karena kondisi balai banjar banyak bocor, bersama warga lainnya diarahkan ke Balai Banjar Bencingah, di Desa Duda.

Sampai saat ini, dia masih memilih untuk bertahan ditempat pengungsian sementara menunggu kondisi Gunung agar kembali kondusif.

Di Banjar tersebut, ada sekitar 238 orang waga Sebudi yang terdiri dari 180 orang lansia, 28 orang anak – anak, 14 balita serta 16 orang dewasa. (jckn)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *