Bupati Eka Resmikan Patung Garuda Wisnu Serasi dan Museum Sagung Wah

KataBali.com  – Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutannya menekankan, agar kita harus berkepribadian di dalam budaya, sesuai ajaran Bung Karno, saat meresmikan Patung Garuda Wisnu Serasi (GWS) dan Museum Sagung Wah yang dirangkaikan dengan Festival Sagung Wah, Sabtu (23/12) di Taman Kota Tabanan, Desa Pekraman Kota Tabanan.

“Karena Saya yakin, sesuai ajaran Bung  Karno kita harus berkepribadian di dalam budaya. Kalau kita sudah berkepripadian dalam budaya, bangsa kita tidak akan pecah, kita akan bersatu, rasa menyama braya akan selalu tumbuh, rasa kasih-sayang juga akan tumbuh. Jadi dengan kesenianlah kita akan bangun Tabanan yang kita cintai ini”, ujar Bupati Perempuan pertama di Bali itu.

Didampingi oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, dan beberapa anggota DPRD Kabupaten Tabanan, yakni I Gusti Komang Wastana dan Desta Kumara, serta Camat dan Perbekel setempat, Bupati Eka sangat bersemangat melakukan peninjauan ke dalam Museum Sagung Wah. Melihat bangunan yang begitu megahnya, dirinya pun optimis kedepan bahwa Tabanan akan menjadi barometer seni di Bali, bahkan di Indonesia.

Saat itu juga Dirinya menghimbau agar membangun Badan Pengelola Museum Sagung Wah, Patung GWS dan Gedung I Ketut Maria. Sehingga tempat itu bisa dirawat, sehingga bisa bertahan selamanya.

“Mari bangun Badan Pengelola. Kita rawat stade ini, kita rawat Gedung Maria, kita rawat Museum Sagung Wah. Sehingga tempat ini selamanya bisa kita lihat, jadi tidak boleh kotor. Tolong nanti landscapnya juga ditata”, tegas Orang nomer Satu di Tabanan tersebut.

Bupati yang akrab disap Eka itu juga menambahkan, nanti di tengah-tengah bangunan penghubung dari Gedung I Ketut Maria, Museum Sagung Wah dan Patung GWS, akan diratakan. Sehingga semua bangunan tersebut terlihat menjadi satu kesatuan. Dan diperuntukkan umum bagi masyarakat Tabanan, entah mau pakai acara kawinan ataupun acara lainnya.

“Jadi ini semua akan menjadi satu kesatuan dari Gedung Mario,  Museum dan stade (Patung Garuda Wisnu Serasi) ini akan menjadi satu kesatuan.  Dan Gedung Mario juga akan lebih megah, akan lebih Bagus akan open, tidak  tertutup lagi . Silahkan untuk masyarakat, untuk pakai kawinan, mau bikin acara apa. Tidak perlu sewa gedung lagi,  silahkan pakai Gedung Mario. Nanti tinggal ngomong sama Adat Kota”, tegas Eka.

Eka juga menekankan agar Adat Kota sebagai Badan Pengelola nantinya, bisa memberi harga yang bersahabat, harga saudara atau teman. Sehingga semua masyarakat Tabanan, khusualsnya masyarakat menengah kebawah bisa juga mempergunakan dan memanfaatkan gedung tersebut.

Srikandi kebanggaan masyarakat Tegeh, Angseri tersebut juga berharap untuk kedepannya, Dinas Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk menganggarkan program setiap Tahunnya, setiap bulan bahkan setiap hari jumat, sabtu dan minggu. Supaya stade GWS tidak pernah sepi, harus selalu ada acara kesenian, sehingga masyarakat Tabanan selalu terhibur, sehingga terwujudnya masyarakat Tabanan yang Sejahtera, Aman dan Berprestasi bisa berkesinambungan, ujarnya.

Bukan hanya Dinas Kebudayaan setempat, namun Bupati Eka juga menekankan kepada Adat Kota Tabanan, agar selalu berupaya menggelar suatu event yang menitik beratkan pada perkembangan seni, adat dan budaya lokal. Semisal mengerakkan teruna-teruni, karang taruna dan menumbuh kembangkan sanggar-sanggar seni baru.

“Jadi ini tugas paling utama adalah tugas Adat Kota. Banyak sekali kan teruna teruni disini dan karang taruna juga, sanggar-sanggar juga tumbuh kembangkan. Sehingga kita bisa berkepribadian di dalam budaya, dan juga merekatkan rasa persatuan dan rasa menyama braya”, pungkas Eka.

Dalam acara tersebut, sengaja dirangkai dengan Festival Sagung Wah agar para seka teruna atau pemuda Tabanan bisa melanjutkan sekaligus diberkati spirit perjuangan Ida Bawati Sagung Wah dan gelora kesenian maestro seni Tabanan I Ketut Maria.

Juga pelaksanaannya mengambil tema “Ketog Semprong” yang artinya berkumpul bersama dalam kegembiraan dan persaudaraan, nyikiang rasa, sagilik-saguluk, salunglung-sabayantaka, paras-paros sarpanaya. Yang bertujuan juga untuk memacu kreatifitas pemuda untuk melestarikan, hingga mengembangkan seni, adat dan budaya di Tabanan. hmtb

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *