FBKSB Tantang ForBali Kaji Reklamasi Teluk Benoa

Katabali.com – Forum Bersama Kita Satu Bali (FBKSB) menantang ForBali guna duduk dalam satu forum membedah lebih dalam guna menguji kelayakan rencana reklamasi atau revitalisasi Teluk Benoa di Kabupaten Badung.

Ketua Forum Bersama Kita Satu Bali (FBKSB) Kadek Agus Ekanata mengungkapkan, alasan pihaknya mendukung  revitalisasi Teluk Benoa, karena telah melewati kajian ilmiah.

Karea, arahnya jelas untuk kepentingan masyarakat Bali dan pengembangan pariwisata ke depan.

“Jadi, kami tidak gegabah, tidak grasa-grusu menyatakan sikap tanpa kajian,” tegasnya kepada wartawan Kamis (10/9/2015).

Pemerintah pusat telah mendorong masyarakat Bali yang berbeda sikap terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa untuk menyiapkan kajian ilmiahnya sebelum pemerintah pusat mengambil keputusan final.

Rencana reklamasi Teluk Benoa sekarang dalam tahap penyusunan Amdal. PIhaknya juga mematangkan kajian ilmiah untuk disampaikan kepada pemerintah saat presentasi hasil Amdal kepada pemerintah pusat yang rencananya akan digelar di Bali.

“Marilah kita adu gagasan ilmiah. Saya ajak teman-teman ForBali beradu kajian ilmiah. Jangan asal protes tapi menghindari adu gagasan,” tantangnya,

Karenanya, para aktivis ForBali diminta mematangkan kajian ilmiahnya ketimbang terus melakukan kampanye penolakan dan bersurat ke Presiden Jokowi.

Menurut Kadek Eka, tidak diresponnya 56 surat yang diklaim telah dikirim Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali) namun tidak direspons Presiden Joko Widodo menunjukkan jita surat tersebut mandul karena lemah kajian.

Puluhan surat ForBali yang berisi protes rencana reklamasi Teluk Benoa dan mendesak presiden Jokowi mencabut Perpres No. 51/2014, tidak digubris oleh Jokowi.

“Itu bentuk kepanikan ForBali, karena puluhan surat tak satupun direspon Presiden Jokowi maupun kementrian terkait,” sebut dia,

Ia menilai, surat-surat ForBali itu tidak memiliki kajian ilmiah sehingga dinilai mentah.

Padahal, Kajian ilmiah dalam di balik penolakkan ForBali mutlak diperlukan sebagai pertimbangan dalam merespon aspirasi mereka.

Penolakan ForBali terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa, kata dia, tidak disertai kajian ilmiah Mereka hanya

ngotot tanpa mampu menunjukkan kajian ilmiah yang mendukung alasan penolakan tersebut.

Bahkan, dibalik kengototannya dan kerap mengklaim didukung kajian ilmiah dari Unud namun faktanya mereka tak pernah mau membuka hasil kajian itu kepada publik.

Hasil kajian Unud yang sering dipakai dasar itu, sudah dimentahkan para pakar dari berbagai kampus ternama di Indonesia seperti dari ITS dan ITB.

“Jadi saya kira wajarlah jika Presiden Jokowi tak merespon surat-surat tersebut,” sambung mantan aktivis 98 itu.

Tidak diresponsnya puluhan surat ForBali baik saat membeberkan ke publik dan maupun oleh Presiden Jokowi, kata Eka, semakin menelanjangi diri mereka.

Publik semakin pintar dan cerdas dalam menyikapi pro-kontra tentang reklamasi Teluk Benoa.

Suara penolakan yang nyaring didengungkan ForBalim tak pernah didengar pemerintah karena memang tidak mampu menunjukkan kajian ilmiah.

“Ya, siapapun di republik bebas melakukan protes. Tapi advokasi yang baik harus memiliki kajian matang yang bisa dipertanggunjawabkan secara ilmiah,” tegas nantan aktivis 98 ini.

Kadek Eka bahkan dalam masalah Reklamasi Teluk Benoa, lembaga yang dipimpinnya mengaskan posisinya mendukung rencana pemanfaatan atau revitalisasi Teluk Benoa tersebut.

“Kami juga sudah mengirim surat kepada Presiden Jokowi. Jadi tidak benar masyarakat di Bali menolak reklamasi,” tegas dia. (tim)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *